Selain siswa tidak lagi belajar dengan normal, juga hilangnya aktivitas edukasi dan upaya membangun kebiasaan baru pada siswa
Meningkatnya jumlah siswa yang terpapar Covid-19 sehingga berujung penutupan sejumlah sekolah harus dikaji secara komprehensif dengan melihat berbagai sudut dan tidak digeneralisasi. Harapannya, keputusan yang diambil dalam menekan laju penderita Covid-19 di kalangan siswa bisa tepat sasaran dan tidak mengorbankan sesuatu yang lebih besar.
Demikian disampaikan Sekretaris Komisi D DPRD) DIY, Sofyan Setyo Darmawan kepada KR. Minggu (28/11) menanggapi munculnya ancaman penghentian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di DIY karena meningkatnya kasus positif Covid-19 di kalangan siswa.
Dalam pandangan Sofyan, PTM yang diterapkan di DIY secara terbatas ini merupakan tatanan yang sangat positif, karena tertata dengan baik. Dari prosedur yang diterapkan hingga penegakan protokol kesehatan. Selain sebagai upaya maksimal pencegahan penularan Covid-19 di sekolah, juga sekaligus sarana edukasi kepada siswa untuk menerapkan kebiasaan baru, tidak hanya di sekolah tapi juga berlanjut di rumah atau di lingkungannya.
Karena itu, PTM merupakan tatanan untuk membangun kebiasaan baru. Realitas yang terjadi, banyak sekali sekolah yang menerapkan PTM dengan baik. Kalau pun terjadi kumpulan atau pertemuan orang di sekolah, namun dilakukan dengan mentaati protokol kesehatan dengan baik dan ketat.
Berbeda dengan di tempat perbelanjaan, atau tempat yang lain yang sering ditemukan pertemuan orang, atau berkumpulnya orang, seperti hajatan, takziah, sering ditemukan adanya pelanggaran pro tokol kesehatan.
Kalau kemudian PTM di DIY dihentikan, kata Sofyan, maka tidak hanya rugi1 kali, tetapi 2 kali, bahkan 3 kali rugi. Selain siswa tidak lagi belajar dengan normal, juga hilangnya aktivitas edukasi dan upaya membangun kebiasaan baru pada siswa. Belum lagi kerugian akibat penurunan kualitas Pendidikan akibat belum siapnya banyak pihak terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Maka, tindakan lokal jauh lebih tepat sasaran. Artinya, jika ada sekolah yang belum sepenuhnya menerapkan PTM dengan baik, khususnya penerapan protokol kesehatan, maka sekolah tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan. Sehingga mampu mencegah secara optimal penyebaran Covid-19. Demikian juga jika ada siswa terpapar, maka dilakukan isolasi sesuai prosedur yang sudah diatur.
Sedangkan sekolah yang sudah sangat bagus menerapkan PTM sesuai prokes, maka hendaknya tidak perlu ditutup. Karena kebiasaan baik yang terus dibangun di sekolah tersebut bisa menjadi terhenti.
Sumber: Kedaulatan Rakyat