Ini saya kira kebijakan Disnakertrans harus masuk di situ untuk mengatur ketentuan pekerja DIY menjadi prioritas
Sebagian masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih kesulitan mengakses informasi lowongan pekerjaan. Ada beberapa sebab yang membuat mereka kesulitan mengakses lowongan kerja, salah satunya keterbatasan alat komunikasi digital baik handphone maupun komputer.
Anggota Fraksi PKS Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Muhammad Syafi'i melihat kondisi tersebut menjadi problematik yang harus dipecahkan bersama. Melalui pertemuan dengan puluhan warga Pandeyan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, persoalan itu pun mencoba diurai bersama.
"Terkait pemasalahan itu, saya melihat ada beberapa hal yang menjadi catatan, pertama penyebaran informasi perlu dimasifkan lagi, karena problemnya itu bagaimana cara masyarakat mengetahui informasi, misalnya iklan di mana, jadi masyarakat mudah mengakses," katanya, seusai melaksanakan sosialisasi informasi terkait Ketenagakerjaan, bersama Disnakertrans DIY, di Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (18/11/2021).
Syafi'i mengatakan, banyaknya pengangguran di DIY lantaran belum semua masyarakat DIY mendapat informasi tentang lowongan pekerjaan dengan mudah. Selain itu, dirinya juga turut menyayangkan terkait proyek-proyek pemerintahan yang justru digarap oleh pekerja yang berasal dari luar DIY.
Dia berharap ada keberpihakan pemerintah DIY terhadap warga lokal untuk terlibat sebagai pekerja proyek pemerintahan. "Kami sering dapat keluhan masyarakat, mereka tidak bekerja. Di satu sisi proyek-proyek pemerintahan seringkali dikerjakan oleh pihak penyedia jasa yang mempekerjakan orang dari luar DIY," jelas dia.
"Ini saya kira kebijakan Disnakertrans harus masuk di situ untuk mengatur ketentuan pekerja DIY menjadi prioritas," imbuh Syafi'i.
Kepala Seksi Hubungan Industrial Disnakertrans DIY Darsum mengakui, tingkat pengangguran di wilayah DIY dikatakan masih terbilang tinggi. Termasuk jumlah pencari kerja pada 2021 ini juga diakuinya semakin bertambah.
Penyebabnya menurut Darsum yakni adanya pandemi Covid-19 saat ini, sehingga banyak dari pekerja terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). "Pengangguran dan pencari kerja di DIY masih tinggi, tentu ya karena sejak tahun lalu muncul Covid-19. Dan harapan kami adanya sosialisasi ini dapat mempermudah masyarakat mengakses informasi ketenagakerjaan," terang dia.
Darsum belum memastikan berapa persen tingkat pengangguran dan pencari kerja di DIY saat ini. "Datanya saya kurang ingat, ada di kantor kami," pungkasnya.
Sumber: tribunnews
Sumber: tribunnews