Dalam gelaran kali ini, ada yang tampak berbeda dengan LBKK sebelum-sebelumnya. Di Lomba Baca Kitab Kuning III ini tampak beberapa perempuan atau santriwati ikut menjadi peserta.
Untuk kali ketiga, PKS DIY gelar Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) pada hari Ahad (16/09). Acara yang berlangsung di Kantor PKS DIY untuk tahun ini diikuti 30 peserta yang berasal dari 11 pondok pesantren di wilayah DIY.
Dalam sambutan pembukaan LBKK III, Wakil Ketua DPW PKS DIY Agus Mas'udi menyampaikan betapa pentingnya tradisi di pesantren membaca kitab kuning untuk dikembangkan. Kitab kuning berisi petunjuk memahami Al-Qur'an dan Hadits.
"Tradisi membaca kitab kuning akan secara langsung membentengi santri dari pengaruh buruk perkembangan teknologi. Jika belajar agama melalui baca kitab kuning, pasti nggak sempat sebar berita-berita hoaks apalagi ujaran kebencian," jelas Agus Mas'udi.
Dalam gelaran kali ini, ada yang tampak berbeda dengan LBKK sebelum-sebelumnya. Di Lomba Baca Kitab Kuning III ini tampak beberapa perempuan atau santriwati ikut menjadi peserta. Sebuah pemandangan yang tidak dijumpai di LBKK I dan LBKK II.
Ketua BPU (Badan Pembinaan Umat) DPW PKS DIY, Agus Efendi menjelaskan di LBKK III ini memang telah dibuka keikutsertaan peserta perempuan. "Karena kami ingin memenuhi permintaan-permintaan dari berbagai pihak semenjak LBKK I dan LBKK II, banyak yang minta agar perempuan atau santriwati juga bisa ikut," Terang sosok yang akrab dipanggil "Gus Ef" ini di sela-sela acara LBKK yang kali ini dijuri oleh K.H. Dr. Tulus Mustofa, Lc., MA., K.H. Unsul Jalis, K.H. Nasihin, dan K.H. Syafii Masykur, M.Hum.
"Tapi tidak ada perbedaan antara peserta laki-laki dan perempuan. Materi lomba, juri, penilaian semuanya sama," pungkas Agus Efendi.
"Tapi tidak ada perbedaan antara peserta laki-laki dan perempuan. Materi lomba, juri, penilaian semuanya sama," pungkas Agus Efendi.