Latansa itu memang wujud nyata dari sebuah deklarasi Cinta
Oleh: Lia Ismuningggar
(Tulisan kecil dari peserta yang sampai hampir September belum move-on dari Latansa)
Bentuk paling nyata dari deklarasi mencintai orang istimewa adalah menyambutnya dengan istimewa pula. Iya kan?
Misalnya, beberapa teman saya pejuang LDR, akan absen dari beberapa kegiatan saat suami mau pulang. Atau Ibu-ibu yang tidak LDR-an, detik-detik menuju jam kepulangan suami berdentang pasti rumah sudah rapi, masakan sudah tersaji dan kostum pun sudah berganti dari daster Upik abu menjadi daster putri bersepatu kaca.
Belum lama ini saya nyata-nyata merasakan sambutan hangat penuh cinta itu. Pada salah satu acara yang diadakan oleh PKS. Di tepian rimbun cemara di sebuah pantai di ujung selatan Yogyakarta. Di pantai yang terletak di Dusun Patihan, Gadingsari, Sanden, Bantul, DIY. Pada Ahad, 7 Agustus 2022 lalu.
Pagi hari saat tiba di lokasi acara, yang tampak di mata saya adalah panitia yaitu para Perempuan Siaga dari Barisan Putri Keadilan (Santika) PKS DIY. Yang tak absen juga barisan pria sigap, soleh, gagah dan tampan dari Kepanduan PKS DIY yang selalu men-support penuh setiap acara acara para ibu-ibu anggota PKS. Bak menyambut kekasih hati mereka semua menyambut kami dengan senyum termanis dan sapa salam paling hangat.
Sempat menghentikan langkah sebentar. Memandang berkeliling sambil merinding dan berkaca-kaca. Tampak panggung tinggi berlatar backdrop besar bertuliskan "Latansa Akbar 2022". Ada pula Pendopo yang telah disulap menjadi lokasi P3K. Ada tenda besar bersekat tali rafia dengan nomor-nomor tempat peserta meletakkan barang-barangnya. Sempat menguping obrolan tim perkap. Katanya para panitia ini tidak tidur semalaman. Ada yang setting panggung, setting sound system, seting tempat, seting meja registrasi, dan bersama-sama mengkonsep acara sambil meniup balon yang jumlah nya 50 sesuai jumlah kelompok peserta (ini belum termasuk yang mbledhos sebelum waktunya). Berdiri pula tenda kecil penuh kasur dan mainan tempat ibu ibu mengASIhi sekaligus menitipkan buah hatinya yang masih bayi dan balita. Ah, PKS memang selalu begini. Ramah anak dan mengistimewakan perempuan! Catat itu!
Rasa haru dalam lamunan pecah saat sound di panggung mulai berdentum keras menyuarakan berbagai medley lagu-lagu daerah. Yang ini namanya senam PKS Nusantara mas-mas dan mbakyu semua. Mulai dari Yamko Rambe, Bungong Jeumpa sampe Cublak Cublak Suweng. Sesi pendinginan di senam PKS Nusantara ini ditutup dengan salah satu lagi wajib Nasional "Tanah Airku" ciptaan Ibu Sud. Apal ora dikau gaes? Nasionalis banget kan PKS ini? Ya Kan?
Ealah, pingin heran sih.. tapi ini Pe Ka Es!
Oh iya, senam ini dipimpin oleh mba dan mas dari Komunitas Senam Nusantara atau KSN yang super enerjik dan asik. Lemak tubuh mlipir kalau ketemu para instruktur senam ini. Sumpah keringetan! Nah yang penasaran sama KSN hayuk lah bisa mencari info KSN di sekitar tempat tinggalmu. Instruktur senam KSN ini tersebar di 37 Propinsi di seluruh Indonesia. Dari level kabupaten sampai RT di sekitarmu. Apa? Belum ada? Japri sini kak, saya bocorin nomor Handphone-nya :)
Sambil pating dlewer netes eluh ning pipiku saking harunya saya mulai merangsek maju ke lokasi senam. Sambil jalan melirik berderet-deret meja kecil tempat registrasi para peserta. Ramai dan desak-desakan byuh! Sebab peserta yang mereka sambut ini adalah ibu-ibu anggota PKS dari 5 Kabupaten kota di DIY. Absen yuk! Ada yang dari Sleman, dari Gunung Kidul, dari Kota Yogyakarta, kulon Progo, dan tuan rumah yaitu Bantul yang jumlahnya hampir 1200 orang. Sekali lagi berapaaa? 1200 orang dek!!!
Tentu tidak mudah menyambut dan menyiapkan acara untuk 1200-an orang dari pagi sampai sore. Oh iya, pagi yang dimaksud di sini itu bukan jam-jam lumrah acara. Paginya ibu-ibu PKS di Latansa ini adalah jam 05.30! Itu artinya, hampir seluruh peserta selain dari Bantul, rata-rata sudah berangkat sejak jam 03.00 pagi! Habis Qiyamul Lail mangkat kak! Itu dengan kondisi sudah siap kostum (jilbab oranye cantik--yang pingin beli bisaaa), siap perlengkapan Latansa dan siap sarapan untuk diri dan anggota keluarga yang akan ditinggalkan seharian (anak dan suami). Sungguh Ibu-Ibu yang luar biasa multy talent, multy tasking dan multy-multy yang lain.
Barakallaah ibu-ibu inspiratif semuanyaaaa....
Dan sekali lagi, ingin tidak percaya tapi ini emak- emak PKS kang!
Dan sekali lagi, ingin tidak percaya tapi ini emak- emak PKS kang!
Tak lupa ucapan terimakasih dan apresiasi tertinggi untuk para suami dan para ayah yang rela seharian momong dan bersih-bersih (yang terakhir ini abaikan kalau tidak kejadian). Sungkem takdzim pula untuk orang tua, para bapak dan Ibu yang telah merelakan para istri dan putri-putrinya untuk terus belajar meningkatkan kapasitas diri mereka sebagai perempuan Indonesia.
Jadi Latansa itu memang wujud nyata dari sebuah deklarasi Cinta. Yaitu cinta suami ke istri, cinta orang tua ke putrinya, dan yang paling luar biasa di Ahad 7 Agustus 2022 lalu adalah kecintaan kepada saudara seimannya, yaitu para panitia Kepanduan dan Santika kepada kami seluruh peserta Latansa. Sebagaimana meriahnya Anshar saat menyambut Muhajirin, sebagaimana meriahnya masyarakat Madinah menyambut pasukan muslimin saat datang membawa kemenangan Khaibar.
Rasulullah SAW bersabda :
“Termasuk sedekah adalah engkau mengucapkan salam dengan wajah ceria (tersenyum) kepada orang-orang.” (HR Ibnu Abi Dunya).
We love you full Kakak-kakak Panitia ♥