Saya mengikuti kegiatan Latansa ini karena penasaran Mbak, jadi pada usia saya yang sudah 63 tahun ini harus semangat mengikuti seluruh kegiatan PKS
Karakteristik jalan dakwah adalah panjang waktunya, sedikit kawannya dan terjal jalannya. Begitu pula perjalanan menuju Segajih, Kokap, lokasi Latansa yang berada di atas bukit Menoreh ini tidaklah mudah. Jalan yang sempit, naik dan berkelok sungguh menantang adrenalin setiap peserta dan panitia.
"Kami salah ambil jalan 4 kali Mbak. Berangkat dari rumah jam 06.00 sampai sini sudah jam 07.15" tutur Ibu Fitri, salah satu peserta dari Nanggulan, KP (Ahad, 6/11).
Ternyata petunjuk arah menuju lokasi tidak terlalu jelas untuk dibaca, sehingga membuat banyak peserta yang mengambil jalan yang kurang tepat.
"Aduh Mbak, Google Map-ku itu berhenti di makam, pertigaan itu. Mana sudah mau mahrib, hujan lagi. Terus akhirnya aku tanya orang." Begitu pula cerita dari Kak Henny, salah satu panitia Latansa yang harus bermalam di tempat terbuka untuk mempersiapkan acara keesokan harinya (Ahad, 6/11).
Tak hanya peserta, panitia pun banyak yang kesulitan, hal ini membuktikan bahwa jalan menuju ke sana tidaklah mudah dan waktu yang dibutuhkan tidaklah sebentar.
Panitia Latansa yang diketuai oleh kak Erna ini berhasil menarik 140 an pendaftar. Namun yang datang mengikuti ada 104 orang. Sehingga peserta yang hadir mencapai 70%. Hal ini menandakan bahwa sukses secara kuantitatif, bahkan melebihi target. Karena target panitia adalah 100 peserta.
Acara dimulai dengan rangkaian senam yang terdiri dari: senam refleksi, senam Maumere, senam Go PKS Go, lalu senam Segar. Suasana senam yang dipandu oleh kak Illa, kak Henny dan kak Juli ini sangat ramai dan penuh semangat. Seolah masalah cucian dan cicilan benar-benar hilang dari peradaban.
Acara Latansa secara resmi dibuka dengan acara apel pagi yang diamanati oleh Bapak Suharmanto, ketua DPD PKS Kulon Progo. Dilanjutkan dengan materi kesehatan dari bapak Sukamta, yang merupakan Anggota DPR RI Fraksi PKS dari Dapil DIY.
Rangkaian acara Latansa kali ini langsung dipandu oleh Kak Septi, selaku instruktur Santika dari DPW PKS Yogyakarta, yang juga menyampaikan materi Deteksi Dini Kanker Payudara dari Kak Septi. Selain itu para peserta juga mendapat materi tentang Early Warning System (EWS) dari Bipandu.
Dzuhurpun tiba, sehingga acara dijeda untuk salat berjamaah dan makan siang.
Setelah itu acara berlanjut dengan diawali ice breaking seru, karena bagi yang salah maupun kalah, pipinya akan dicoret dengan lipstik yang berwarna cetar. Setelahnya, dilanjut dengan Fun Game yang tak kalah seru dan menarik, sehingga membangkitkan semangat seluruh peserta yang didominasi oleh emak-emak.
Acara ditutup dengan apel sore dan pembagian hadiah. Mulai dari kelompok terbanyak nilainya, peserta terbanyak, hingga peserta tertua.
"Saya mengikuti kegiatan Latansa ini karena penasaran Mbak, jadi pada usia saya yang sudah 63 tahun ini harus semangat mengikuti seluruh kegiatan PKS", tutur bu Ti peserta paling sepuh yang berasal dari Nanggulan, kulon Progo (Ahad, 6/11)
Tentu semangat beliau ini tak pernah padam. Beliau bangun sebelum subuh lalu membuatkan nasi bungkus untuk seluruh kelompok Unit Pembinaan Anggota (UPA)-nya yang mengikuti Latansa ini.
"Banyak ilmu yang kami dapatkan dari Latansa. Ilmu kerjasama, strategi, kekuatan, kita yang belum kenal dengan temannya yang jauh menjadi kenal, dan masih banyak lagi. Pokoknya kita semua harus semangat!" Kata seorang ibu salah satu ketua kelompok yang berdiri di depan memberikan kesan dan pesannya.
Latansa Kulon Progo ini memang tak kenal tua. Panitianya terdiri dari para emak dengan peserta emak-emak pula, bahkan ada peserta yang sudah mempunyai cucu alias sudah menjadi mbah.
Acara Latansa berjalan sukses bukan hanya secara kuantitatif atau jumlah peserta yang mengikuti agenda ini, tapi juga secara kualitatif. Terbukti banyak peserta yang enjoy dengan acara ini.
Mudah-mudahan semangat yang membara akan terus menyala hingga estafet dakwah berikutnya. Tersalurkan sempurna pada kader-kader di bawahnya, bahkan lebih terang dan gemerlapan.