Pendidikan jadi faktor penyumbang kemiskinan non-makanan di DIY. Pemda diminta intervensi untuk menjamin akses pendidikan merata.
Pendidikan masih menjadi salah satu faktor utama penyumbang kemiskinan non-makanan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY yang dirilis 1 Juli 2024 untuk periode Maret 2024, pendidikan menempati posisi keempat sebagai penyebab kemiskinan di wilayah perkotaan.
Masalah ini menyoroti fakta bahwa banyak masyarakat DIY kesulitan memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Hal ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah daerah, mengingat Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pendidikan. “Masyarakat tidak boleh kesulitan mengakses pendidikan. Pendidikan adalah kunci memutus mata rantai kemiskinan dengan mencetak generasi yang terdidik,” ujar Sekretaris Komisi D DPRD DIY, Muhammad Syafi’i, S.Psi., Senin (9/12/2024).
Syafi’i menekankan pentingnya pemerintah DIY, baik di tingkat kabupaten, kota, maupun provinsi, untuk segera merancang program keberpihakan. Langkah ini harus menjamin semua masyarakat, tanpa terkecuali, bisa mendapatkan akses pendidikan dengan mudah. Selain itu, diperlukan pula program untuk memastikan tidak ada anak yang putus sekolah akibat kendala finansial di tengah jalan.
“Banyak kasus terjadi ketika keluarga menghadapi masalah seperti sakit atau kebutuhan mendesak lainnya, biaya pendidikan menjadi terabaikan. Hal seperti ini membutuhkan perhatian khusus, terutama bagi mereka yang tidak memiliki jaminan sosial,” tambah Syafi’i.
Data BPS DIY juga menunjukkan, di perkotaan, pendidikan menyumbang 2,01 persen terhadap kemiskinan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan di kawasan perdesaan yang hanya sebesar 1,04 persen. Meski demikian, dari sisi kemiskinan non-makanan, perumahan masih menjadi penyumbang tertinggi, sementara dari sisi kemiskinan makanan, rokok berada di posisi kedua setelah beras.
“Ini ironi. Masih ada yang kesulitan ekonomi, tapi tetap memiliki kebiasaan merokok. Kebiasaan ini menjadi salah satu penyebab tambahan yang perlu diatasi,” tutup Syafi’i.