Ia bisa merasakan suasana yang tulus. Melihat teman-teman abi dan uminya berinteraksi dan berkegiatan dengan ceria dan bahagia.
Kami keluarga PKS. Kami berkegiatan bersama
PKS. Kami mendapatkan pembinaan melalui Unit Pembinaan Anggota (UPA) yang
dikelola oleh struktur DPD PKS Sleman dan DPC PKS Godean.
Kami sangat memahami hakikat perjuangan
PKS. Mengapa PKS hadir, untuk tujuan apa dihadirkan, perubahan apa yang ingin
diciptakan? Ini ada sejumlah pertanyaan esensial terkait hakikat perjuangan
PKS.
• Kami mengenalkan hakikat perjuangan
PKS kepada anak-anak sejak dini
Tenang dan damai janin sulungku berada
dalam rahim seorang kader PKS. Ia sangat dijaga, disayang, didoakan, dan
dilingkungi dengan nuansa spiritual. Kondisi kehamilan yang sangat optimal
untuk tumbuh kembang janin.
Kami sedang konsolidasi dan mampersiapkan
pemenangan Pemilu 2004 saat saya hamil anak pertama. Saya tetap ikut hadir dan
aktif dalam berbagai agenda PKS. Sejak kegiatan pembinaan melalui UPA,
mengenalkan PKS kepada warga, hingga mengadakan beragam kegiatan untuk
masyarakat. Hamil tidak menghalangi saya mengikuti berbagai agenda PKS.
Demikian pula ketika anak sudah lahir, 13
Maret 2003. Agenda kampanye semakin padat. Tidak ada cuti secara khusus karena
melahirkan. Semua kegiatan bersama PKS tetap berjalan dengan aman dan lancar.
Alhamdulillah semua kami jalani dengan
ringan dan bahagia di hati. Saya sangat yakin suasana sejak kehamilan ini turut
memengaruhi kondisi anak saya hingga ia dewasa. Bahwa ia sudah berkegiatan PKS
sejak dalam rahim.
• Kami mengenalkan hakikat perjuangan
PKS kepada anak-anak kami melalui kehangatan suasana keluarga
Ya, suasana yang nyaman sebagai keluarga
PKS, yang terbina dalam keislaman. Kami bersyukur mendapatkan sentuhan
pembinaan rutin dari struktur Partai.
Kami berinteraksi setiap hari di rumah,
dengan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan para ustadz dan pembina PKS kepada
kami. Dengan itu kami berusaha menerapkan kebaikan-kebaikan semampu kami. Baik
dalam kehidupan pribadi, maupun dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Anak sulung kami sejak kecil sudah sangat
tertarik dengan PKS. Mungkin ia melihat Abi dan Uminya sangat enjoy bersama
PKS, maka ia terinspirasi secara langsung dari sikap orangtuanya. PKS sudah
menjadi bagian dari kehidupannya sejak kecil.
Mungkin anak-anak tidak akan tertarik
dengan PKS, jika melihat ayah ibunya selalu konflik, penuh keributan, apalagi
KDRT. Mereka merasa nyaman dan bahagia berada dalam keluarga yang saling
menyayangi dan saling mengasihi.
• Kami mengenalkan hakikat perjuangan
PKS kepada anak sulung dengan keterlibatan langsung
Sejak dirinya masih kecil, terbiasa kami
ajak dalam agenda tabligh akbar, ataupun kampanye PKS. Demikian pula kami ajak
dalam aksi bela Palestina, dan aksi-aksi damai lainnya yang diselenggarakan PKS
maupun elemen umat Islam di Yogyakarta.
Saat mengikuti agenda bersama PKS, kami
belikan dan kami pakaikan kaos PKS yang pas untuk ukuran anak–anak. Lucu dan
imut banget kami melihat si kecil telah beratribut PKS. Tampak dirinya semakin
senang dan bangga menjadi PKS kecil.
Ketika saya menghadiri suatu daurah, dia
saya ajak. Abinya juga selalu rajin menghadiri UPA. Ketika UPA dilaksanakan di
rumah kami, dia selalu menemani UPA Abinya. Belum mau tidur kalau UPA Abinya
belum selesai.
Saat ia duduk di kelas 4 SD, setiap melihat
Abinya mau berkegiatan untuk pemasangan alat peraga kampanye, selalu ingin
ikut. Ia senang bisa ikut memasang bendera, rontek atau spanduk PKS bersama Abi
dan teman-teman Abinya.
Apalagi rumah kami selalu dijadikan base
camp saat dilakukan rekapitulasi suara pada setiap pemilu. Jadinya sedekat itu
sulungku mengenal dengan PKS. Mungkin ini yang dinamakan cinta karena terbiasa.
Tak kenal maka tak sayang, dan sulungku sesayang dan secinta itu dengan PKS.
• Kami mengenalkan hakikat perjuangan
PKS kepada anak sulung dengan hangatnya persaudaraan
Salah satu yang khas dalam tubuh PKS adalah
hangatnya persaudaraan di antara para kader. Kami terbiasa berkegiatan rutin
minimal sepekan sekali melalui UPA untuk masing-masing jenjang.
Saat ia masih kecil, setiap saya hadir di
UPA, selalu membawa si sulung. Karena tidak mungkin ditinggal di rumah.
Demikian pula ketika ada kegiatan taklim, pelatihan dan agenda lainnya, dia
senantiasa ikut. Dari situ ia merasakan kehangatan suasana persaudaraan di
antara kami.
Ia bisa merasakan suasana yang tulus.
Melihat teman-teman abi dan uminya berinteraksi dan berkegiatan dengan ceria
dan bahagia. Selalu ada canda tawa dalam setiap UPA dan kegiatan lainnya.
Anak-anak menangkap suasana yang nyaman dan aman berada bersama orang-orang
salih salihah.
Itulah cara kami mengenalkan PKS kepada
anak sulung; dan anak-anak lainnya. Hingga kini kecintaan dan kepercayaan si
sulung kepada PKS tetap menyala. Dirinya bangga menjadi bagian dari keluarga
besar PKS.
Mulai Menemukan Identitas
Pada musim pemilu tahun 2019 usia sulungku
sekitar 16 tahun. Suasana menjelang Pemilu di berbagai kampung, selalu ada
dinamika. Bahkan demam kampanye juga diikuti oleh anak-anak serta remaja.
Warga kampung kami banyak yang simpatisan
partai merah. Anak–anak mereka yang masih kecil hingga usia remaja bersepeda
keliling kampung dengan membawa atribut partai merah. Menirukan tabiat kampanye
partainya.
Sulungku dan adiknya, tentu juga ingin ikut
dalam euforia “kempenye” anak-anak itu. Tapi sulungku dan adiknya dengan penuh percaya diri membawa bendera dan
atribut PKS. DI tengah-tengah anak-anak lain yang membawa bendera merah, kedua
anakku membawa bendera PKS sendiri.
Tidak peduli ketika dibuli teman–temannya
yang beratribut merah, yang penting bisa ikut euforia itu. Alhamdulillah
anak-anak aman dengan bully-an mereka, karena tidak diharaukan. Happy ending
together. Mereka belajar mengelola perbedaan.
Mulai Menemukan Peran
Keaktifan si sulung mengikuti UPA dan
seringnya dia terlibat dalam acara PKS, membuat para kader senior sering
memberikan amanah khusus. Misalnya ditugaskan untuk mengikuti
pelatihan–pelatihan yang harus dikuti oleh perwakilan dari setiap DPRa.
Terlebih ketika pelatihan itu dikhususkan
untuk kader–kader muda, sangat sering diamanahkan kepada si sulung. Mungkin
juga para kader senior masih kesulitan untuk memberikan amanah tersebut kepada
kader muda lain. Yang paling dipercaya adalah anak sulung kami.
Namanyapun cukup dikenal di lingkungan
pengurus tingkat DPC. Pernah juga dia diutus untuk menjadi saksi Pemilu. Tapi
di dua periode pemilu berikutnya, oleh ketua KPPS tempat kami, dirinya dipilih
untuk menjadi anggota KPPS.
Permintaan Ketua KPPS ini kami
sampaikan kepada ketua DPC, bagaimana
sebaiknya. Ketua DPC menyarankan agar bergabung saja menjadi anggota KPPS. Agar
memiliki pengalaman mengelola KPPS.
Sejak itu, sulungku mempunyai pengalaman
dua kali menjadi anggota KPPS, dimana
tugasnya juga lebih berat. Dari menyiapkan dan menyeting tempat. Sampai
penghitungan rekapitulasi suara selesai. Biasanya sampai larut malam, bahkan
sampai pagi.
Demikianlah kami mengenalkan PKS kepada
anak-anak,sejak mereka masih dalam rahim. Saya yakin ia menjadi anak yang
bersyukur, karena dilingkungi oleh suasana kebaikan yang sangat kuat di tubuh
PKS.
Simak buku karya Tini Sardi, “Mengenalkan Nilai Perjuangan PKS Kepada Anak Sejak Dini”. Pemesanan, hubungi 0895-4177-22300.