Beliau adalah nahkoda kapal pembinaan agar tetap berlayar dengan tenang, nyaman, aman, dan sesuai jalur untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa
Arab, seorang pendidik disebut dengan beberapa cara penyebutan. Di antaranya
disebut sebagai Ustadz, Mua’allim, Mudaris, Mu’adib, atau dengan sebutan Murabbi
(bagi laki-laki) dan Murabbiyah (bagi perempuan). Kami lebih suka menyebut
dengan istilah Murabbi dan Murabbiyah.
Para
pendidik memiliki peran yang sangat penting, berjasa, dan bahkan menjadi ruh
dalam lingkaran pembinaan. Beliau adalah nahkoda kapal pembinaan agar tetap
berlayar dengan tenang, nyaman, aman, dan sesuai jalur untuk mencapai tujuan.
Para Murabbi
memiliki pribadi yang luar biasa. Mereka mendedikasikan hidupnya untuk
membersamai kelompok binaannya. Menyiapkan jiwa ikhlas, menguasai materi dengan
sebaik-baiknya, berusaha menyampaikan selugas-lugas nya dengan bahasa yang
mengena. Menyampaikan materi langit dengan bahasa bumi. Hatinya begitu tulus,
hanya berharap agar binaannya menjadi pribadi yang lebih baik melalui tarbiyah.
Murabbiyahku
dari waktu ke waktu, selalu menjadi inspirasi dan idola bagiku. Sempat
mengalami berganti-ganti Murabbiyah karena penaatan kelompok pembinaan.
Setiap Murabbi/Murabbiyah
mempunyai ciri khas dan karakter masing-masing. Namun dengan segala kelebihan
dan kekurangannya, mereka adalah orang-orang hebat, yang banyak memberi
pengaruh kepada para binaannya. Binaan, atau murid, atau santri, sering kami
sebut dengan istilah Mutarabbi (untuk laki-laki) dan Mutarabbiyah (untuk
perempuan).
Telaten
Mendampingi dan Membimbing
Murabbiyahku
yang ke sekian kalinya, adalah seorang ibu rumah tangga, dan sekaligus pebisnis.
Tutur katanya sangat lembut. Ketika berbicara pelan, terstruktur dan menyentuh
hati.
Aku banyak
belajar dari beliau dalam hal public speaking. Dalam menyampaikan materi,
terasa jelas. Sekaligus bisa tuntas dan tegas ketika menyelesaikan masalah.
Beliau sangat ngemong dan berusaha mengenali diri pribadi kami, para mutarabbiyah
beliau, satu per satu.
Dalam proses
tarbiyah, ada sangat banyak ragam background Murabbi/Murabbiyah. Tidak melulu
yang mempunyai latar belakang pendidikan agama atau kafa’ah syar’i saja
yang bisa menjadi murabbi. Siapapun yang telah melewati tahapan proses pembinaan,
telah mempunyai kesadaran untuk membina, dan keinginan kuat untuk belajar, akan
bisa menjadi murabbi yang baik.
Tekad atau azzam
seperti itulah yang kemudian menentukan seseorang menjadi seorang murabbi atau
tidak. Karena walau mungkin kapasitas yang tinggi dalam ilmu, jika beliau tidak
tergerak untuk membina maka ia tidak akan menjadi seorang murabbi.
Terimakasih
kepada para murabbiyahku. Aku ucapkan dengan setulus hati jazakumullah khairan
katsiran, semoga Allah membalas segala kebaikan yang diberikan dengan kebaikan
yang berlipat dan lebih baik lagi.
Kalian
adalah cahaya bagi kami yang membawa lentera menerangi hidup kami. Kalian
membimbing setulus hati, sepenuh jiwa agar kami para binaan kalian menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Dengan kelembutan dan ketegasan yang ditampilkan,
engkau tak pernah lelah mengarahkan kami.
Sungguh
besar jasamu. Semoga Allah mencatat semuanya sebagai amal shalih dan jariyah
yang pahalanya akan terus mengalir. Aamiin.
Simak selengkapnya di buku karya Ayun Afifah, “Lejitkan Potensi Diri Bersama PKS”. Pemesanan buku bisa lewat: 0822-2035-0980.