Dalam berbagai momentum kegiatan, kami berusaha memberikan sentuhan kepada masyarakat sebaik mungkin, sesuai kemampuan yang kami miliki.
Kami tinggal di kampung, bersama dengan
denyut masyarakat. Ada keinginan yang sangat kuat untuk mengenalkan PKS kepada
masyarakat, karena masih sangat banyak yang belum mengenal kiprah dan arah
perjuangan PKS.
Dalam berbagai momentum kegiatan, kami
berusaha memberikan sentuhan kepada masyarakat sebaik mungkin, sesuai kemampuan
yang kami miliki. Suatu ketika, kami hendak melaksanakan kegiatan “PKS
Menyapa”. Kami ingin memberikan suvenir bunga kepada masyarakat.
Kami berjibaku untuk menyiapkan bunga itu.
Ada yang membeli pita Jepang, menyiapkan gunting, menyiapkan solasi dan ada
yang membuat bunga, karena dibutuhkan ketelitian khusus supaya bunga berbentuk
apik.
Dengan penuh semangat, beberapa hari kader
perempuan menyiapkan pembuatan souvenir bunga yang ditempel pesan moral dan
lambang PKS. Kenapa harus membuat sendiri? Tahu alasannya kan? Karena dengan
dana yang sangat terbatas, bagaimana bisa membuat suvenir bunga sebanyak
mungkin. Semakin banyak suvenir bunga dibagikan, berarti semakin banyak pesan
moral berlambang PKS sampai kepada masyarakat.
Semangat mengenalkan partai sering kami
dapatkan dalam acara pembinaan rutin kami, saat rapat bersama dan motivasi
kader partai. Kadang ada perasaan malu atau malas untuk menjalankan program
itu. Namun kemalasan selalu berusaha kami tepis dan lawan.
“Demi kebaikan, kalian harus semangat”,
kata-kata itu yang sering terngiang-ngiang di telinga kami. Pepatah mengatakan,
“man jadda wa jadda”. Siapa yang bersungguh akan mendapatkan hasilnya.
Mengenalkan partai ketemu langsung
masyarakat bukanlah perkara yang mudah karena membutuhkan keberanian, percaya
diri, tekad yang kuat juga kemampuan komunikasi yang baik; juga dana --mininal
untuk beli bensin atau beli makan siang.
Ketika tidak dicoba dan dilatih bisa mati kutu alias nggak bisa ngomong
atau grogi.
Di sela-sela rutinitas, sebagai ibu rumah
tangga dan pulang kegiatan rutinku. Suatu sore pulang kerja aku sempatkan untuk
mengunjungi tetangga, sambil berniat untuk memberi bingkisan yang yang ber-stiker
PKS.
Jujurly,
awalnya agak takut karena belum pernah dan sendirian. “Bismillah, Insya Allah
aku bisa, tidak boleh menyerah”, kataku kepada diriku sendiri lirih dan mantap
“Assalaamu ’alaikum,” sapaku setelah tiba
di rumah tetangga.
“Wa’alaaikum salam,” jawab tetanggaku.
“Mbak, ngapunten ya, saya mau mampir
sebentar,” ucapku.
“Iya silakan mbak.. Sendirian saja? Kadingaren
mbak ke sini, ada apa?”
“Iya mbak, sendiri saja. Sekedar mau nyaosi
bumbu dapur nih... Ini kan hampir Idul Qurban, bisa menjadi tambahan bumbu
untuk masak nanti...”
“Alhamdulillah mbak, maturnuwun yaa...”
“Mbak ini sekalian saya mengenalkan Partai
Keadilan Sejahtera atau PKS”, sambung saya memberanikan diri.
“Panjenengan pengurus PKS mbak?”
tanyanya.
“Iya mbak.. Besuk lain kali kalau ada
kegiatan PKS di rumah saya, hadir ya mbak...”
“Kegaiatan apa mbak?”
“Banyak banget kegiatannya mbak... Jika ada
kegiatan, panjenengan akan kami undang Insya Allah”, jawab saya.
“Ya mbak, Insya Allah. Panjenengan sendirian
ini, kendel banget ya... Keliling sendirian mengenalkan PKS”, sambunya.
“Cuma dekat-dekat saja kok mbak... Jadi ya
berani saja...” jawab saya. Padahal aslinya ya gemetar karena belum percaya
diri. Baru fase “belajar kendel”.
“Sudah cukup, aku mau pamit ya mbak... Mohon
maaf sudah mengganggu waktu panjenengan... Assalamu alaikum...”
“Gak papa mbak, saya justru senang panjenengan
ke sini, dan saya dapat bumbu dari PKS. Semoga kalau ada acara PKS banyak yang bisa
datang ya mbak, biar ramai...” jawabnya.
“Ya mbak, terimakasih ya...”
Itu pengalaman pertama dan tak terlupakan
untuk mengenalkan PKS kepada tetangga, sampai sekarang masih ingat. Jujur asli,
awalnya takut dan tidak pede. Alhamdulillah ya Allah, Engkau beri kemudahan
kepada kami dalam mengenalkan PKS dan diterima dengan baik, tidak ditolak atau
dicemooh.