Pak Cah memberikan tips agar "menulis semudah bernapas," yaitu menulis dengan cara mengalir saja.
Oleh: Windarto, Kepala Sekolah Menulis DPC
PKS Godean
"Dua hal yang membuat Anda tidak menulis," ungkap Cahyadi Takariawan saat menyampaikan materi pada Sekolah Menulis DPC PKS Godean, Sleman, Yogyakarta, pada hari Ahad (16/02/2025). "Pertama adalah kebanyakan berpikir, dan kedua adalah kebanyakan mengedit," lanjut Pak Cah, sapaan akrab Cahyadi Takariawan.
Banyak orang terlalu banyak berpikir tentang apa yang akan ditulis, bagaimana menulis, bagaimana memilih kosakata, bagaimana membuat kalimat dan paragraf yang efektif, dan lain sebagainya. Akhirnya, waktu habis hanya untuk berpikir dan tidak pernah menulis.
"Anda hanya butuh menulis untuk menjadi penulis. Jika Anda terlalu banyak berpikir, Anda akan menjadi pemikir, bukan penulis," sambung Pak Cah.
Untuk itu, Pak Cah memberikan tips agar "menulis semudah bernapas," yaitu menulis dengan cara mengalir saja. "Anda tidak perlu berpikir untuk bernapas. Begitulah seharusnya Anda menulis. Mengalir saja, tanpa perlu terlalu banyak berpikir," ujarnya.
Lalu, kapan saatnya berpikir? Menurut Pak Cah, ada dua waktu di mana Anda harus berpikir. Pertama, sebelum menulis. Pikirkan tema dan kerangka tulisan Anda. Rencanakan dengan baik jenis tulisan, segmen pembaca yang Anda harapkan, serta tujuan penulisan. Ini memerlukan pemikiran.
Kedua, saat mengedit. Dalam proses mengedit tulisan, Anda harus berpikir keras karena harus membenarkan kesalahan dan memperbaiki bagian yang kurang baik atau kurang menarik.
Oleh karena itu, pisahkan aktivitas menulis dan mengedit karena keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Menulis tidak perlu berpikir terlalu banyak—cukup mengalir seperti bernapas. Namun, saat mengedit, Anda harus berpikir agar tulisan berkualitas dan mudah dipahami oleh pembaca.
Ketika Anda menulis, insting editor dalam diri Anda mungkin ikut bekerja. Dampaknya, Anda tidak pernah selesai menulis karena terus-menerus terganggu oleh keinginan untuk mengedit.
"Matikan insting editor Anda. Insting inilah yang membisikkan saat menulis, 'Tulisanmu jelek. Tidak seperti tulisan Tere Liye.' Akhirnya, Anda berhenti menulis untuk mengedit. Ujungnya, Anda putus asa dan tidak melanjutkan tulisan," sambung Pak Cah.
Menulislah dengan mengalir sampai semua bahan selesai dituliskan. Setelah itu, bacalah ulang semua tulisan dari awal sambil mengedit. Lakukan substantial editing, yaitu mengedit substansi atau isi tulisan. Ini adalah hal yang paling penting dan utama bagi setiap penulis.
Jangan mencampuradukkan kegiatan menulis dan mengedit karena inilah yang membuat Anda merasa sulit menulis, bahkan mudah memutuskan untuk berhenti.
Selamat menulis. Mengalir saja, tuliskan semua yang ada dalam pikiran dan perasaan Anda. Tak perlu berhenti untuk mengedit. Selesaikan dulu tulisan Anda.
Jika ada kesalahan, bisa diperbaiki nanti saat mulai mengedit. Jika ada bagian yang kurang baik atau kurang indah, bisa diperbaiki dan diperindah nanti saat mengedit. Namun, jika Anda tidak menulis, maka tidak ada yang bisa dibenarkan atau diperindah.
Menulislah, bismillah.