Acara yang bertajuk Membingkai Yogya Mengunjuk Karya ini direncanakan berlangsung selama tiga hari, dari hari ini (17/03/2017)) sampai hari Ahad 19 Maret 2017.
Yogyakarta - Jum'at, 17 Maret 2017 bertempat di Balai Budaya Gambiran yang berlokasi di Balai Budaya Gambiran Jalan Gambiran 43 berlangsung acara Pembukaan Yogyakarya, sebuah Pameran Fotografi dan Desain Visual YOGYAKARYA. Acara yang bertajuk Membingkai Yogya Mengunjuk Karya ini direncanakan berlangsung selama tiga hari, dari hari ini (17/03/2017)) sampai hari Ahad 19 Maret 2017.
Dalam acara tersebut M. Darul Falah selaku ketua DPW PKS DIY memberikan sambutan dan secara resmi membuka pameran. Darul Falah menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara pameran yang diselenggarakan Komunitas PKSArt dan PKSFoto bekerjasama dengan Bidang Seni Budaya.
“Acara seperti ini sangat positif, anak muda butuh ruang yang lebih banyak untuk bisa unjuk kreatifitas,” ujarnya.
Darul Falah juga mengapresiasi grup Keroncong Pelipur Lara yang ikut mengisi acara. Darul Falah menyampaikan bahwa luar biasa jika masih ada anak-anak muda yang tertarik untuk belajar dan memainkan musik keroncong. Pameran Yogyakarya ini memang ditujukan untuk mengapresiasi karya anak-anak muda.
Dr. Sukamta menyampaikan Orasi Budaya |
Turut hadir dalam pembukaan pameran Dr. Sukamta, Anggota DPR RI dari Dapil DIY. Sukamta yang didaulat untuk memberikan orasi budaya menyampaikan bahwa pada masa Islam berkembang hingga wilayah Spanyol atau dikenal sebagai Andalusia beberapa ulama saat itu menemukan not balok dan membuat alat-alat musik jenis petik dan piano.
"Sebagaimana musik keroncong, dulu dikenal sebagai kroncong moris, musik dari Maroko yang juga kalangan ummat Islam," ungkapnya.
Menurut Sukamta, menikmati karya seni, dapat menjadi sarana relaksasi di tengah banyaknya kesibukan.
Setelah rangkaian acara pembukaan, pengunjung berkesempatan menikmati karya-karya yang dipajang di ruang pameran. Karya yang dipajang dikumpulkan sebelumnya dimana panitia menawarkan secara terbuka melalui sosial media kesempatan bagi fotografer dan desainer muda untuk menampilkan karya masing-masing di acara YOGYAKARYA. Karya-karya yang ditampilkan terdiri dari karya foto dan desain visual.
"Sebagaimana musik keroncong, dulu dikenal sebagai kroncong moris, musik dari Maroko yang juga kalangan ummat Islam," ungkapnya.
Menurut Sukamta, menikmati karya seni, dapat menjadi sarana relaksasi di tengah banyaknya kesibukan.
Setelah rangkaian acara pembukaan, pengunjung berkesempatan menikmati karya-karya yang dipajang di ruang pameran. Karya yang dipajang dikumpulkan sebelumnya dimana panitia menawarkan secara terbuka melalui sosial media kesempatan bagi fotografer dan desainer muda untuk menampilkan karya masing-masing di acara YOGYAKARYA. Karya-karya yang ditampilkan terdiri dari karya foto dan desain visual.